Kamis, 15 April 2010

Kamis, 08 April 2010

Anakku ibadah ku.

Masa anak anak adalah saat yang paling indah dalam perjalanan hidup seorang manusia. Pada masa tersebut manusia boleh berbuat apa saja tanpa harus merasa takut akan akibatnya. Pada saat usia si balita menjelang bilangan 14 bulan, balita yang mulai belajar berjalan tegap diatas kaki sendiri tanpa bantuan orang yang lebih dewasa, disaat itulah mulai timbul keberanian.
Tidak ada kata takut jatuh, takut luka, takut sakit, yang ada hanyalah keinginan untuk berjalan dan berlari sendiri. Setelah kaki balita cukup kuat menopang badan mulailah targetnya berubah ingin jalan dan lari.

Sebagai orang tua kita hanya diberikan kesempatan mengisi hati dan pikiran anak kita hingga usia balig. Saat anak kita mulai mulai belajar berjalan mulai saat itulah sebagian dari jiwa anak kita terlepas dari belenggu kita sebagai orang tuanya. Misalnya terkadang anak kita tidak mau mengikuti aturan yang berlaku dirumah misalnya tidak terlambat mandi. Apapun bahasa atau alasan yang kita pakai sebagai pembenaran atas pemaksaan kehendak kepada anak yang diamanahkan oleh Allah, tetap saja akan membekas dihati dan ingatan anak kita.Tetaplah hal tesebut bila tidak berkenan dihati anak kita. Karena setelah balita kita mampu berjalan sendiri maka keinginan unuk keluar rumah akan semakin menguat, dengan segala upaya anak kita sudah mulai melakukan pemberontakan kecil, misalnya membuka kunci pintu untuk bermain diluar rumah, menghentikan kendaraan makanan yang lewat, dan masih banyak lagi keberanian baru balita kita.

Setelah masuk usia sekolah dasar, disitu akan mulai nampak lebih jelas lagi penolakan anak kita terhadap ajakan kebersamaannya dengan kita sebagai orang tuanya. Interaksi dengan teman sebayanya lebih menarik dibandingkan bergabung dalam kegiatan orang tuannya. Sedangkan waktu yang tersisa untuk menjalin dan menciptakan hubungan yang harmonis antara anak dan orang tuanya tak terasa akan sedikit demi sedikit tertinggal dirumah saja.

Dengan singkatnya waktu yang disediakan oleh Yang Maha Kuasa maka kita sebagai orang tua harus terus berupaya dan berimprovisasi untuk membuat kebersamaan dengan anak kita dapat selalu menjadi hal istimewa dan terekam kuat dalam memory anak kita.
Dengan gaya komunikasi yang mengalir seperti mata air, diharapkan anak akan dapat menerima pendapat kita yang kemudian berkembang lebih luas lagi. Jalinan ikatan kekeluargaan yang sangat singkat ini, makan intensitas asralam harus dimaksimalkan kembali.

Perhatian terhadap perkembagan anak kita tidak harus menggunaka produk yang mahal, masih banyak cara sederhana untuk membuat anak kita betah berada didekat orang tuanya. Salah satu kegiatan bersama yang disukai oleh anak anak antara lain merakit mainan, memperbaiki kedaraan, mencuci kendaraan, dsb

Demikian juga pembentukan mental dan physikolgy anak sangat ditentukan oleh latar belakang ikatan antar anggota keluarga yang sangat kuat dan saling perduli terhadap semua anggota keluarga. Perkembangan mental dan phsykology anak pada saat dewasa juga sangat dipengaruhi oleh harmonisasi hubungan anak dan orang tua. Semakin tinggi kualitas hubungan kekeluargaan maka perkembangan emosional anak tidak akan menjadi dominan dalam jiwanya.

Waktu tidak akan terulang 2 kali dengan situasi yang sama persis, maka sebagai pengemban Amanah dari Allah situasi sudah pada posinya kalau kita harus berlomba dengan pengaruh external yang negatif terhadap anak anak kita. Pengorbanan waktu, dana, tenaga semuanya akan luluh dibayar dengan kebahagiaan oleh ALLAH swt.

Wassalamualaikum,
Eko-7586